Minggu, 13 April 2014

SURAT CINTA PADA-MU RABBI

Ketika aku jatuh dalam pesona cintanya, tangkap aku dengan tangan-tangan rahmat-Mu,
agar kehangatan itu semata aku miliki dalam dekap-Mu.
Beri aku restu bermahar syurga-Mu, jika kelak aku bertemu sang hawa di simpang hidupku.
Jangan palingkan wajah dan langkahku kesisi jalan, tepi jurang penuh kehinaan.
Agar ia terus melangkah diatas jalan mahabbah kepada-Mu

 Jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu .
Jika kelak hati ini berlabuh, jangan biarkan ia tenggelam, biarkan ia berlayar diatas lautan Shirat-Mu.
agar kelak bertemu labuhan rindu dan cinta-Mu ; sebuah ujung singgah yg damai.
Demi kesucian Dzat-Mu, tiada tertahan rinduku pada-Mu,
dan padanya.

Selasa, 01 April 2014

JIKA AKU TAK LAGI ADA

teruntuk : Meyhara (Hafifah Az-Zahra)


suatu hari jika aku tak lagi ada
maka ikutilah iring-iringan angin yang mengantar kepergianku, Meyhara
padanya telah kutitip alamat kepulangan sebuah perjalanan tanpa muara
juga suara lengking pilu jiwa yang mendendam diburu maut
dibelakang sudut kamar sepi, suatu hari

jika aku tak lagi ada
maka tenangkanlah isak hujan yang menangisi kepergianku
biar tak terbentang sebuah lautan diatas tanah pusara
walau beribu bahkan berjuta samudera air garam
tak akan sanggup mengasinkan pahit kepedihan
perahu umur yang berlayar jauh
pun telah tertambat jangkar maut sa'at menepi
di satu hari

sa'at aku tak lagi ada, Meyhara
layatilah mayat kepergianku dengan pakaian ziarah
yang kujahit dengan pintalan benang-benang waktu
balutkan bekas jemariku keseluruh tubuhmu
agar terus kurasai denyut namaku berdetak bersama jantungmu

jika suatu malam menghukummu dengan ingatan masa lalu kita, Meyhara
bakarlah puisi ini menjadi penerang jalan
sa'at kau mencari sebuah pintu waktu yang masih terbuka
didalamnya akan kau jumpai diriku
sebagai sebuah keabadian

02-04-14

POHON SAJAK

lihatlah pohon sajak
yang berbuah semacam puisi berkulit rindu
dahannya melebar, ke segala tumbuh
berakar hingga ke ceruk jiwa

sebatang pohon sajak berpagar dinding waktu
tak rebah diterpa angin
tak runduk dilalui musim yang melapuk
 berpasang-pasang burung-burung waktu berkelindan di dahannya
memeriahkan semacam musim pesta perkawinan

sebatang pohon sajak
tempat kepompong melekatkan sunyi
semedi dalam rumah penantian
memintal benang puisi menjadi sepasang sayap kupu-kupu
untuk terbang bebas mengitari rekah bibir bunga perindu

sebatang pohon sajak meranggaskan buah
disetiap musim, buah jatuh
bertunas dan tumbuh
berebut lahan di tanah jiwa yang lembab
berakar ke lapisan duka lara
 yang terkubur dalam ceruk jiwa

payakumbuh, 1-04-14