Jumat, 27 November 2015

SEBUAH SAJAK UNTUK DESA GEMA

MEMBACA GEMA


Di setiap ukhwah yang kita tanam di jantung pertemuan
Ada kenangan yang tumbuh
Ada cinta yang bersemi
Ada kerinduan yang jatuh
Ketika angin melemparkanku kembali ke peraduan

Di setiap cerita yang tak habis disapu angan
Kubawa senyuman yang tak tertulis
Ada getar yang memacu debar
Ada tulus kasih yang terpancar
Kala gaung perpisahan itu menggema
Dari lembah air mata yang tiada mampu kubaca

Wahai syurga yang diselimuti kerimbunan
Kutitip hijau kisahku disini
Yang akan dibacakan cericit merdu camar
Bersiul sendu di batinmu
Gema yang ssenantiasa berdenting di telinga khatulistiwamu
Di ruang tunggu waktu
Ada hati yang senantiasa menoleh padamu

Dengan tangan-tangan do’a | kujangkau jua engkau
Kujabat lentik jemari fajarmu
Yang pernah merangkai bait-bait hari baru untukku
Ada cahaya harapan yang serasa menancapi ubun-ubun
Mencari celah kerinduan yang belum mampu kutuliskan dengan runtun

27 November 2015