Kamis, 07 Januari 2016


hujan yang kau panen adalah rindu yang rimbun di dadaku
kusemai di langit-langit doa penantianmu_
                                                               firman nofeki

Rabu, 06 Januari 2016

Do'aku adalah diam yang menjaga irama-irama jiwa
Memecah sunyi yang geram
Yang lebih tajam dari reruncing jarum-jarum jam
Do'a | adalah setabah-tabah caraku menjaga kita
dari rentang jarak yg rentan melilit luka_
                                                            Firman Nofeki


                                                                                                      

Jumat, 01 Januari 2016

RESENSI NOVEL TITIK BALIK KARYA Rani Rachmani Moediarta



TITIK KEHIDUPAN YANG TERLUPAKAN



Judul Buku                  :           Titik Balik
Penulis                         :           Rani Rachmani Moediarta
Penerbit                       :           Exchange Publishing
Tahun Terbit                :           Cetak Pertama, 2015
Tempat Terbit              :           Tanggerang Selatan, Banten
Tebal Halaman            :           272 hlm ; 14 X 21 cm
Genre                          :           Novel
Harga                          :           RP 65.000,00
Warna Cover               :           Hijau
Resensiator                  :           Firman Nofeki




Buku ini berjudul ‘’Titik Balik’’ karya Rani Rachmani Moediarta. Dicetak pertama kali tahun 2015. Di dalam novel ini terdapat kata-kata yang memberikan titik inspirasi bagi pembaca. Menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Rani (tokoh utama). Masa kecilnya ia habiskan di Pendawan pedalaman Kalimantan. Di desa inilah ia menghabiskan masa SD hingga SMP nya. Sejak kecil, orang tuanya berpisah, dan ia hidup tanpa kasih sayang seorang ayah. Namun hal itu tidak membuatnya kekurangan apapun. Ia tumbuh menjadi anak perempuan yang amat periang. Hingga ibunya memutuskan menikah lagi.
            Ketika SMP ayah tirinya mengalami kebangrutan. Kehidupan rumah tangga yang hanya ditopang dari penghasilan sebuah rumah makan kecil sangat tidak mencukupi. Ditambah lagi ia telah memiliki 3 orang adik tiri. Hingga akhirnya sebuah kebetulan mempertemukannya kembali dengan ayah kandungnya , setelah 15 tahun berpisah. Setelah 3 tahun tinggal dengan ayah kandung dan keluarga barunya, ia mengalami tekanan perasaan. Ia tidak merasa nyaman dengan suasana yang jauh berbeda.
            Sewaktu tamat SMA, Rani dekat dengan putra seorang kiai bernama Rajul, yang merupakan pilihan ayahnya. Tetapi setelah lama berhubungan, perasaan yang ia rasakan bukanlah perasaan asmara, melainkan hanya sebatas kakak-adik. Ia merasa hanya hidup dalam kebohongan dan mendustai diri sendiri. Karena tidak ingin membuat ayahnya kecewa, ia lari dan terdampar di Pulau Kepa.
            Perjalanan Rani keliling Nusa Tenggara dan singgah di Pulau Kepa adalah perjalanan untuk mengambil jeda dari tekanan batin yang dialaminya. Persoalan dalam keluarga dan dunia pekerjaannya di sebuah harian internasional yang mencakup wilayah Asia-Pasifik membuat dia bosan. Namun semesta mempunyai kehendak lain. Seorang laki-laki misterius telah menunggunya disana. Lelaki yang mengajarkannya tentang pencarian jati diri dan ketenangan batin. Membimbingnya untuk pulang ke tempat yang lebih dekat daripada kampung halaman masa kecilnya, yaitu pulang ke dalam dirinya sendiri. Mencari sesuatu yang belum pernah ia temukan selama perjalanan hidupnya. Satu titik kehidupan yang terlupakan. Sebuah muara paling dekat bernama Tuhan.
            Tidak ada kata ‘’kebetulan’’ dalam perjalanan kehidupan manusia. Setiap kejadian memiliki ritme alur untuk manusia bergerak maju ke depan. Dan akan tiba di satu titik, dimana manusia perlu menarik diri dari segala rutinitasnya. Titik balik. Membaca novel karangan Rani Rachmani Moediarta ini seolah ingin mengingatkan kita untuk tidak lupa akan akar kejadian manusia. Manusia berasal dari satu Dzat yang sama. Dan setiap persoalan yang ada dikembalikan pada Dzat tersebut, Tuhan.
            Latar belakang orang tuanya yang telah berpisah sejak ia kecil tidak menghalanginya untuk tumbuh dalam rangkulan orang-orang yang menyayanginya. Inilah mengapa peranan lingkungan sangat mendukung sekali pertumbuhan dan perkembangan seorang anak di masa depan. Rasa peduli dan rasa simpati dari saudara, kerabat, ataupun tetangga, dapat menjadi benih yang menetukan pertumbuhan pohon pengetahuan serta wawasan seorang anak.
            Dalam novel ini, sosok Rani dituntun oleh seorang laki-laki misterius yang dipanggilnya Avatar. Dalam mitologi Hindu, Avatar diyakini adalah Tuhan yang turun ke bumi dalam wujud manusia, untuk menuntun menemukan kebahagiaan sejati. Ia mengajari Rani bagaimana mengembalikan keberagaman persoalan keduniaan kembali kepada titik ketunggalan, yaitu  Tuhan. Inilah yang sering tidak diketahui oleh orang-orang. Sering mencerca takdir karena kecamuk masalah yang mereka alami, namun lupa bahwa diri sendirilah yang menjadi benang untuk menjalin jarring-jaring persoalan kehidupan ini. Selalu lari dari kenyataan, dan melupakan Tuhan tempat mengadukan segala urusan.
            Titik Balik sesungguhnya mengisyaratkan tentang seseorang yang merindui susuatu yang dicarinya kesana kemari. Sementara sesungguhnya sesuatu itu sangat dekat dengan dirinya sendiri. Tidak ada jarak antara diri dengan titik balik itu, yang perlu dilakukan adalah membangun jempatan iman (kepercayaan) untuk memusatkan hati kepada titik keilahian.
            Novel ini diangakat dari kehidupan nyata tokoh utama yang cukup menarik. Memberikan titik inspirasi tentang bagaimana seharusnya cara kita mengurai kusut benang-benang hidup. Mengajari pembaca untuk dekat dengan Ilahi. Sejauh apapun mencari solusi dari masalah-masalah hidup, Tuhan adalah satu-satunya tempat untuk kembali.
            Sebuah novel dengan ritme cerita yang unik dan intens. Rani berhasil memadukan kisah masa kecilnya di kota Pontianak dengan perjalanannya mencari jati diri. Kehidupan masa kecilnya yang indah dan menyenangkan mampu diungkapkan dengan detil. Rani berhasil mengajak para pembaca untuk menyelami keindahan Pulau Kepa di Nusa Tenggara. Imajinasi akan ditelan dikedalaman permainan alurnya.
            Novel ini adalah kisah hidup sesosok perempuan yang penuh kerumitan. Bauran antara imajinasi dan pengalaman nyata dideskripsikan dengan bahasa yang tinggi metafora. Butuh kesabaran bagi pembaca untuk mencerna maknanya. menyadari tingkat imajinasi pembaca yang berbeda-beda, maka seorang pengarang perlu memilih diksi-diksi yang harus lebih sederhana.
            Lalu siapakah Avatar? Apakah dia benar-benar ada atau hanya fantasi Rani belaka? Disini dituntut kejelasan yang lebih konkrit tentang sosok yang menjadi inspirasi titik balik Rani tersebut. Membuat pembaca bertanya-tanya tanpa ada jawaban yang jelas kadang memberikan kejenuhan dalam membaca sebuah karya.
Novel ini mengajarkan kita, bahwa peranan orang tua, kerabat, dan lingkungan sangat mendukung sekali pertumbuhan dan perkembangan jati diri anak di masa depannya. Seperti sosok Rani dalam novel ini, dengan kasih sayang  cuma sebelah membuatnya sulit keluar dari persoalan-persoalan yang dia hadapi. Hanya bisa lari dari kenyataan-kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginannya, namun lupa mengembalikan setiap masalah kehidupan kepada akar dari kehidupan, yaitu Tuhan.