TITIK KEHIDUPAN YANG TERLUPAKAN
Judul Buku : Titik Balik
Penulis : Rani Rachmani
Moediarta
Penerbit : Exchange
Publishing
Tahun Terbit : Cetak Pertama,
2015
Tempat Terbit : Tanggerang Selatan, Banten
Tebal Halaman : 272 hlm ;
14 X 21 cm
Genre : Novel
Harga : RP 65.000,00
Warna Cover : Hijau
Resensiator : Firman Nofeki
Buku ini berjudul ‘’Titik Balik’’ karya Rani Rachmani Moediarta. Dicetak pertama kali tahun 2015. Di dalam novel ini terdapat kata-kata
yang memberikan titik inspirasi bagi pembaca. Menceritakan tentang
seorang anak perempuan bernama Rani (tokoh utama). Masa kecilnya ia habiskan di
Pendawan pedalaman Kalimantan. Di desa inilah ia menghabiskan masa SD hingga
SMP nya. Sejak kecil, orang tuanya berpisah, dan ia hidup tanpa kasih sayang seorang
ayah. Namun hal itu tidak membuatnya kekurangan apapun. Ia tumbuh menjadi anak
perempuan yang amat periang. Hingga ibunya memutuskan menikah lagi.
Ketika SMP ayah
tirinya mengalami kebangrutan. Kehidupan rumah tangga yang hanya ditopang dari
penghasilan sebuah rumah makan kecil sangat tidak mencukupi. Ditambah lagi ia
telah memiliki 3 orang adik tiri. Hingga akhirnya sebuah kebetulan
mempertemukannya kembali dengan ayah kandungnya , setelah 15 tahun berpisah.
Setelah 3 tahun tinggal dengan ayah kandung dan keluarga barunya, ia mengalami
tekanan perasaan. Ia tidak merasa nyaman dengan suasana yang jauh berbeda.
Sewaktu tamat SMA,
Rani dekat dengan putra seorang kiai bernama Rajul, yang merupakan pilihan
ayahnya. Tetapi setelah lama berhubungan, perasaan yang ia rasakan bukanlah
perasaan asmara, melainkan hanya sebatas kakak-adik. Ia merasa hanya hidup
dalam kebohongan dan mendustai diri sendiri. Karena tidak ingin membuat ayahnya
kecewa, ia lari dan terdampar di Pulau Kepa.
Perjalanan Rani
keliling Nusa Tenggara dan singgah di Pulau Kepa adalah perjalanan untuk
mengambil jeda dari tekanan batin yang dialaminya. Persoalan dalam keluarga dan
dunia pekerjaannya di sebuah harian internasional yang mencakup wilayah
Asia-Pasifik membuat dia bosan. Namun semesta mempunyai kehendak lain. Seorang
laki-laki misterius telah menunggunya disana. Lelaki yang mengajarkannya
tentang pencarian jati diri dan ketenangan batin. Membimbingnya untuk pulang ke
tempat yang lebih dekat daripada kampung halaman masa
kecilnya, yaitu pulang ke dalam dirinya sendiri. Mencari sesuatu yang belum
pernah ia temukan selama perjalanan hidupnya. Satu titik kehidupan yang
terlupakan. Sebuah muara paling dekat bernama Tuhan.
Tidak ada kata
‘’kebetulan’’ dalam perjalanan kehidupan manusia. Setiap kejadian memiliki
ritme alur untuk manusia bergerak maju ke depan. Dan akan tiba di satu titik,
dimana manusia perlu menarik diri dari segala rutinitasnya. Titik balik. Membaca
novel karangan Rani Rachmani Moediarta ini seolah ingin mengingatkan kita untuk
tidak lupa akan akar kejadian manusia. Manusia berasal dari satu Dzat yang
sama. Dan setiap persoalan yang ada dikembalikan pada Dzat tersebut, Tuhan.
Latar belakang orang
tuanya yang telah berpisah sejak ia kecil tidak menghalanginya untuk tumbuh
dalam rangkulan orang-orang yang menyayanginya. Inilah mengapa peranan
lingkungan sangat mendukung sekali pertumbuhan dan perkembangan seorang anak di
masa depan. Rasa peduli dan rasa simpati dari saudara, kerabat, ataupun
tetangga, dapat menjadi benih yang menetukan pertumbuhan pohon pengetahuan
serta wawasan seorang anak.
Dalam novel ini,
sosok Rani dituntun oleh seorang laki-laki misterius yang dipanggilnya Avatar. Dalam
mitologi Hindu, Avatar diyakini adalah Tuhan yang turun ke bumi dalam wujud
manusia, untuk menuntun menemukan kebahagiaan sejati. Ia mengajari Rani
bagaimana mengembalikan keberagaman persoalan keduniaan kembali kepada titik
ketunggalan, yaitu Tuhan. Inilah yang
sering tidak diketahui oleh orang-orang. Sering mencerca takdir karena kecamuk
masalah yang mereka alami, namun lupa bahwa diri sendirilah yang menjadi benang
untuk menjalin jarring-jaring persoalan kehidupan ini. Selalu lari dari
kenyataan, dan melupakan Tuhan tempat mengadukan segala urusan.
Titik Balik
sesungguhnya mengisyaratkan tentang seseorang yang merindui
susuatu yang dicarinya kesana kemari. Sementara sesungguhnya sesuatu itu sangat
dekat dengan dirinya sendiri. Tidak ada jarak antara diri dengan titik balik
itu, yang perlu dilakukan adalah membangun jempatan iman (kepercayaan)
untuk memusatkan hati kepada titik keilahian.
Novel ini diangakat
dari kehidupan nyata tokoh utama yang cukup menarik. Memberikan titik inspirasi
tentang bagaimana seharusnya cara kita mengurai kusut benang-benang hidup.
Mengajari pembaca untuk dekat dengan Ilahi. Sejauh
apapun mencari solusi dari masalah-masalah hidup, Tuhan adalah satu-satunya
tempat untuk kembali.
Sebuah novel
dengan ritme cerita yang unik dan intens. Rani
berhasil memadukan kisah masa kecilnya di kota Pontianak dengan perjalanannya
mencari jati diri. Kehidupan masa kecilnya yang indah dan menyenangkan mampu
diungkapkan dengan detil. Rani berhasil mengajak para pembaca untuk menyelami
keindahan Pulau Kepa di Nusa Tenggara. Imajinasi akan ditelan dikedalaman
permainan alurnya.
Novel ini adalah
kisah hidup sesosok perempuan yang penuh kerumitan. Bauran antara imajinasi dan
pengalaman nyata dideskripsikan dengan bahasa yang tinggi metafora. Butuh
kesabaran bagi pembaca untuk mencerna maknanya. menyadari tingkat imajinasi
pembaca yang berbeda-beda, maka seorang pengarang perlu memilih diksi-diksi
yang harus lebih sederhana.
Lalu siapakah
Avatar? Apakah dia benar-benar ada atau hanya fantasi Rani belaka? Disini
dituntut kejelasan yang lebih konkrit tentang sosok yang menjadi inspirasi
titik balik Rani tersebut. Membuat pembaca bertanya-tanya tanpa ada jawaban
yang jelas kadang memberikan kejenuhan dalam membaca sebuah karya.
Novel ini
mengajarkan kita, bahwa peranan orang tua, kerabat, dan lingkungan sangat
mendukung sekali pertumbuhan dan perkembangan jati diri anak di masa depannya.
Seperti sosok Rani dalam novel ini, dengan kasih sayang cuma sebelah
membuatnya sulit keluar dari persoalan-persoalan yang dia hadapi. Hanya bisa
lari dari kenyataan-kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginannya, namun lupa
mengembalikan setiap masalah kehidupan kepada akar dari kehidupan, yaitu Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar